Blog ini didedikasikan untuk biology loverzz agar dapat menjadi salah satu referensi yang bermanfaaat..
Namasthee ;)
Kamis, 16 Mei 2013
Tata Letak Daun
TATA
LETAK DAUN
Tata Letak Daun Pada Batang (Phyllotaxis atau
Dispositio Foliorum)
Bagian batang atau cabang tempat duduknya daun disebut buku-buku batang
(nodus). Dan bagian ini seringkali tampak sebagai bagian batang yang sedikit
membesar dan melingkar batang sebagai suatu cincin, seperti pada bambu (Bambusa
sp.), tebu (Saccharum officinarum L.) dan semua rumput pada umumnya. Duduknya
daun pada batang memiliki aturan yang disebut tata letak daun.
Untuk mengetahui bagaimana tata letak daun pada batang, harus ditentukan
terlebih dahulu berapa jumlah daun yang terdapat pada suatu buku-buku batang.
1. Pada tiap-tiap buku-buku batang hanya terdapat satu daun
Tata letak daunnya dinamakan : Tersebar (Folia sparsa).
Jika untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun pertama tadi mengelilingi
batang a kali, dan jumlah daun yang dilewati selama itu adalah b, maka
perbandingan kedua bilangan tadi akan merupakan pecahan a/b, yang dinamakan
juga : Rumus daun atau Divergensi.
Garis-garis tegak lurus (Garis vertikal) yang menghubungkan antara 2 daun pada
batang dinamakan : Ortostik. Garis piral melingkari batang yang menghubungkan
daun-daun berturut-turut dari bawah ke atas menurut urutan tua mudanya
dinamakan : Spiral genetik.
Pecahan a/b menunjukkan jarak sudut antara dua daun berturut-turut, jika
diproyeksikan pada bidang datar. Jarak sudut antara dua daun berturut-turut pun
tetap dan besarnya adalah a/b x 3600, yang disebut : sudut divergensi.
Tumbuhan dengan tata letak daun tersebar, ternyata pecahan a/bnya, dapat
terdiri atas pecahan-pecahan : ½, 1/3, 2/5, 3/8, 5/13, 8/21 dst. yang disebut
deret Fibonacci.
Angka-angka diatas memperlihatkan sifat berikut :
- Tiap suku dibelakang suku kedua (jadi suku ketiga dst.) merupakan suatu
pecahan, yang pembilangnya dapat diperoleh dengan menjumlah kedua pembilang dua
suku yang ada di depannya, dan penyebutnya merupakan hasil penjumlahan kedua
penyebu dua suku yang di depannya, atau Tiap suku dalam deretan itu merupakan
suatu pecahan yang pembilangnya merupakan selisih antara penyebut dan pembilang
suku yang di depannya, dan penyebutnya adalah jumlah penyebut suku di depanya
dengan pembilang suku itu sendiri. Pada tumbuhan dengan tata letak daun
tersebar, kadang-kadang duduk daun rapat berjejal-jejal
karena ruas-ruas batang amat pendek, sehingga duduk daun pada batang tampak
hampir sama tinggi, dan sangat sukar untuk menentukan urut-urutan tua mudanya.
Daun-daun yang mempuyai susunan demikian disebut suatu : roset (rosula).
Roset ada 2 macam :
a. roset akar, yaitu jika batang amat pendek, sehingga semua daun
berjejal-jejal diatas tanah,
contoh. pada lobak (Raphanus sativus L.) dan tapak liman (Elephantopus scaber
L.).
b. roset batang, jika daun yang rapat berjejal-jejal itu terdapat pada ujung
batang,
contoh. padapohon kelapa (Cocos nucifera L.) dan bermacam –macam palma lainnya.
Pada cabang-cabang yang mendatar atau serong keatas, daun-daun dengan tata
letak tersebar dapat teratur sedemikian rupa pada suatu bidang datar, dan
membentuk suatu pola seperti mosaik (pola karpet). Susuna daun yang demikian
itu disebut mosaik daun.
2. Pada tiap buku-buku batang terdapat dua daun
Pada setiap buku-buku terdapat 2 daun yang berhadapan (terpisah oleh jarak
sebesar 1800). Pada buku-buku batang berikutnya biasanya kedua daunnya
membentuk suatu silang dengan dua daun yang dibawahnya tadi. Tata letak daun
yang demikian ini dinamakan : berhadapan-bersilang (folia opposita atau folia
decussata),
3. Pada tiap bulu-buku batang terdapat lebih dari dua daun
Tata letak daun yang demikian ini dinamakan : berkarang (Folia
verticillata),dapat a.l. ditemukan pada pohon pulai (Alstonia scholaris R.Br.),
alamanda (Allamanda cathartica L.), oleander (Nerium oleander L.).
Bagan (Skema) dan diagram tata letak
daunv
a. Bagan tata letak daun
Batang tumbuhan digambarkan sebagai silinder dan padanya digambar membujur
ortostikortostiknya demikian pula buku-buku batangnya. Daun-daun digambar
sebagai penampang melintang helaian daun yang kecil. Pada bagan akan terlihat
misalnya pada daun dengan rumus 2/5 maka daun-daun nomor 1, 6, 11, dst atau
daun-daun nomor 2, 7, 12, dst akan terletak pada ortostik yang sama.
b. Diagram tata letak daun atau disingkat diagram daun
Untuk membuat diagramnya batang tumbuhan harus dipandang sebagai kerucut yang
memanjang, dengan buku-buku batangnya sebagai lingkaran-lingkaran yang
sempurna. Pada setiaplingkaran berturut-turut dari luar kedalam digambarkan
daunnya, seperti pada pembuatan bagan tadi dan di beri nomor urut. Dalam hal
ini perlu diperhatikan, bahwa jarak antara dua daun adalah 2/5 lingkaran, jadi
setiap kali harus meloncati satu ortostik. Spiral genetikya dalam diagram daun
akan merupakan suatu garis spiral yang putarannya semakin keatas digambar
semakin sempit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar